Lt. Col. Scholomo Freud -Aftermath [1]

[BRISTOL  – 03 DEC / 2037]

Pemulihan sedang berlangsung.

Terapi masih terus berjalan.

Sakit. Sakit Sekali.

 

Aku kehilangan hampir separuh tubuh kiriku.

Bukan seorang penggemar teknologi.

Sosial media telah menjadi candu.

Anak muda saat ini tidak lagi menghormati tradisi.

Individualis.

Konsumerisme menjadi ideologi mereka.

 

Namun, aku bersyukur.

Silicon Valley menyelamatkanku.

Perkembangan dan pengembangan teknologi saat ini mampu menggantikan tangan kiriku, memberikanku kaki – kaki baja yang membuat ku mampu mengangkut beratnya perlengkapan seberat 1750 pound (setara 800 kilogram). Kemampuan lari sprint juga hampir mengimbangi Usain Bolt, pelari tercepat pada masa 20-an. Saat ini, Bolt terbaring diam akibat HIV yang dideritanya. Ha ha. Kekayaan membuatmu buta akan kesehatan. Meniduri semua perempuan yang menggemarimu bukan hal yang baik.

Ingatlah wahai anak muda, tubuh atletis yang kau bentuk di pusat kebugaran mungkin akan mendatangkanmu banyak perempuan, namun jangan biarkan otak di selangkanganmu mengambil alih hidup realitas.

 

[TIRANA – 10 JUN / 2037]

“Letnan Freud, kami telah mencapai poin T. Menunggu komando anda. ganti.”

“Copper, diam di tempat. Aku menemukan kejanggalan.”

 

Ada yang janggal dari pria kaukasian paruh baya itu. Warna janggutnya. Aku mampu mengingatnya dengan baik. Warna janggut ala kaukasian – asiannya yang khas. Perpaduan antara darah Arya dengan Darah Asia Timur. Pria yang terlihat dari skop, bukanlah target yang kami buru. Alat pemindai wajah yang menunjukkan lampu hijau. Tapi tidak dengan insting.

 

Ayahku adalah seorang pemburu profesional.

Sejak kecil, aku dan adikku telah dididik dengan keras, a la militer.

Kehidupan di desa kecil di Skotlandia, menempa semua anak muda di sana menjadi seorang yang mampu mengingat seseorang dari warna mata, aroma tubuh, dan bentuk bibir, dengan sangat baik hingga saat ini.

Kecanggihan teknologi saat ini mampu merekayasa fisik seseorang secara menyeluruh.

Bahkan, Sidik jari bisa diubah, menjadi Bardock Houdini, menjadi Einstein, apapun yang kau inginkan. Selagi kau memiliki yang semua inginkan saat ini,

 

Daun Ganja.

 

Dunia berubah begitu cepat. Di awal abad ke – 21, semua negara memperebutkan minyak, gas, dan tambang. Namun, sumber daya tersebut terbatas, dan saat ini telah ditemukan satu jenis tumbuhan baru, Cannabis Sultaniva, yang bisa direproduksi secara masif untuk memenuhi semua kebutuhan manusia, dan menggeser minyak bumi ke level terrendah.

 

Cannabis Sultaniva dimonopoli oleh beberapa perusahaan kapitalis. Menjadikan harganya tidak stabil. Dan ada jenis pupuk khusus yang hanya diproduksi oleh Rambutans Corp. sehingga bibit Sultaniva bisa tumbuh.

 

Lalu, Bagaimana dengan Cannabis Sativa?

UN menyepakati bahwa ganja adalah salah satu jenis narkotika paling berbahaya, dan melarang seluruh dunia untuk membudidayakannya. Ya, tidak ada bedanya dengan di era 50’an. Ganja masih saja dilarang. Dasar, elit berdasi. Aku bisa saja menghabisi mereka, namun, seperti kata pepatah timur:

Mati satu, Tumbuh Seribu

 

Engkau menunggu cerita pertempuran? Atau sedikit drama yang mencengangkan?

 

 

 

Imaji akan terbunuh, logika membisu, dan mereka.

Mengambil alih hidupmu.

 

 

 

– To Be Continued

3 responses to “Lt. Col. Scholomo Freud -Aftermath [1]”

  1. Ini keren vin, ditunggu sambungannya yaa

    Liked by 1 person

    1. terimakasih ziza! sudah lama ga nulis buat blog sendiri. sibuk nulis buat orang soalnya hihihi.

      Like

  2. nice one. can’t wait for the next!

    Like

Leave a comment